Pilih Menu Privasi Di dalam menu pengaturan, cari opsi “Privacy” atau “Pengaturan Privasi”. Di sinilah kamu bisa mengontrol privasi akunmu.
Mengenal Fitur Hide di Mobile Legends
Fitur Hide di Mobile Legends adalah fitur yang memungkinkan kamu untuk menyembunyikan informasi tertentu tentang akunmu dari pemain lain. Dengan fitur ini, kamu bisa menonaktifkan riwayat pertandinganmu agar tidak dilihat orang lain.
Informasi yang bisa kamu sembunyikan termasuk:
Namun, sebelum kamu mengaktifkan fitur ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Mezink membantu kamu dalam menjadi konten kreator yang handal!
Dengan memakai Mezink kamu bisa menambahkan beberapa URL yang penting dalam menunjang kamu sebagai konten kreator. Ketika kamu meletakkan tautan pada BIO sosial media kamu. Pengikut kamu akan bisa melihat apa saja sosial media yang kamu punya hingga barang apa saja yang kamu jual atau bekerja sama sebagai affiliate.
Tautan yang ada ini akan membawa mereka langsung ke halaman dan dari situs web atau halaman arahan untuk mengambil tindakan yang diinginkan seperti mengikuti sosial media kamu hingga membeli produk yang kamu promosikan.
Dalam hal ini Mezink akan membantu kamu dalam mengkatagorikan apa saja yang ada dalam BIO kamu. Mezink akan membantu kamu dalam mengelompokkan apa saja yang akan kamu tambahkan dalam halaman profil Mezink kamu.
Cara Menyembunyikan Hasil Pertandingan ML
Sekarang, kita masuk ke bagian yang paling kamu tunggu-tunggu: cara menyembunyikan hasil pertandingan ML! Sebenarnya gampang banget, cukup ikuti langkah-langkah berikut ini:
Bagaimana cara mengembalikan hasil pertandingan agar bisa dilihat lagi?
Cukup nonaktifkan opsi Hide History di menu pengaturan privasi.
Cara Menyembunyikan Hasil Pertandingan ML Terbaru 2024
Mobile Legends masih menjadi salah satu game online yang banyak dimainkan, dan meski sudah jago, ada sebagian pemain yang tidak ingin hasil pertandingan mereka diketahui orang lain. Apakah kamu salah satunya? Jika ya, artikel ini pas buat kamu. Kali ini kita akan bahas cara menyembunyikan hasil pertandingan Mobile Legends (ML), biar kamu bisa main dengan tenang tanpa khawatir dilihat orang lain.
Main game itu seru banget, apalagi kalau sudah mabar bareng teman-teman atau pemain pro, betul gak? Kadang, saking asiknya, gak terasa kamu jadi sering top-up juga. Nah, kamu tau gak kalau top-up ML bisa dilakukan melalui Dunia Games? Selain mudah dan aman, di sana juga sering ada flash sale yang sayang kalau dilewatkan.
Sekarang, yuk kita simak cara menyembunyikan hasil pertandingan ML yang bakal bikin pengalaman nge-game kamu lebih nyaman!
Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk mendukung dan menyuarakan pemenuhan hak korban untuk mendapatkan penanganan, pelindungan dan pemulihan secara berkelanjutan untuk kehidupannya yang lebih baik dimasa depan.
Seorang guru berinisial DH (57 tahun) di salah satu lembaga pendidikan agama di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, diduga melakukan tindak pidana seksual kepada seorang murid perempuan yang duduk di bangku kelas 12. Kejadian itu terungkap usai beredarnya video yang merekam dugaan asusila oknum guru terhadap siswa didiknya.
Dampak pasca tersebarnya video tersebut menjadi pukulan serius bagi dunia Pendidikan, namun sangat disayangkan berbagai stigma, hinaan, cacian terus ditujukan kepada korban secara terus menerus. Bahkan di masyarakat masih menguat persepsi bahwa anak dalam video tersebut tidak pantas disebut sebagai “korban” seolah membangun persepsi yang keliru bahwa hubungan keadaan antara guru dan murid karena persoalan asmara dan suka-sama suka.
Berbagai komentar diskriminatif yang diproduksi masyarakat melalui akun sosial medianya menunjukan betapa minimnya pemahaman Masyarakat kita dalam memahami akar permasalahan kekerasan seksual. Hanya melalui satu publikasi akun gossip saja berbagai persepsi keliru memuat beragam pandangan diantaranya, menikahkan anak korban dengan pelaku, persepsi bahwa disebut sebagai korban hanya apabila ada paksaan, ada yang teriak minta tolong, gak sampe terjadi berulang bahkan yang paling jahat adalah komentar agar korban dipenjara serta ajakan untuk tidak melihat background anak yang masih dibawah umur, yatim piatu, fatherless untuk membela korban. Sungguh persepsi menyesatkan tersebut apabila terus dibiarkan tumbuh subur di pikiran kebanyakan orang justru akan terus membuat budaya hukum kita ada dalam bayang-bayang nilai patriarki. Ancaman terhadap kerja-kerja perubahan sistem pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual di satuan Pendidikan akan terasa berat bahkan mungkin akan melemahkan berbagai peraturan perundang-undangan untuk menghapus segala bentuk kekerasan seksual.
Lalu bagaimana sesungguhnya cara kita memahami akar permasalahan kasus guru dan murid yang terjadi di Gorontalo ?
Kita pahami bersama bahwa Kekerasan Seksual adalah kejahatan luar biasa (extraordinary crime) dan kejahatan kekuasaan. Sehingga oknum guru dalam hal ini membutuhkan cara untuk mengontrol dan mengendalikan korban untuk menuruti maksud jahatnya dengan memanipulasi keadaan yakni tipu daya, bujuk rayu salah satunya dijanjikan akan dibiayai sekolahnya.
Lalu apakah caranya harus dengan Kekerasan fisik, ancaman, intimidasi ?
Oh tentu saja tidak.. perbuatan manipulatif yang dilakukan oknum guru dan murid wajib dipandang sebagai kejahatan karena relasi kuasa yang tidak seimbang ditambah lemahnya fungsi pengawasan sekolah. Guru adalah figur otoritas yang dipercaya untuk membimbing, mendidik, melindungi dan menjadi teladan bagi anak-anak. Namun, ketika guru menyalahgunakan kekuasaannya untuk melakukan kejahatan seperti kekerasan seksual, maka ia tidak hanya menghancurkan masa depan anak tersebut tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan.
Apa yang terjadi pada anak korban salah satunya dikontribusikan karena kegagalan sistem di satuan Pendidikan dalam merespon sinyal tanda bahaya saat korban menceritakan kepada orang terdekatnya tentang kondisi perasaan tidak nyaman saat oknum guru menyentuh salah satu bagian tubuh sensitif korban di ruangannya. Korban mengaku merasa kaget hingga menangis, trauma dan beberapa hari tidak mau masuk ruangan guru. Bahkan Menurut Kasubdit Penmas Bidang Humas Polda Gorontalo, Kompol Henny Muji Rahayu yang menangani kasus ini menjelaskan bahwa korban sempat merasa risih dan mencoba menolak hingga melakukan perlawanan, namun karena perilaku manipulatif melalui bujuk rayu oknum guru, akhir kekerasan seksual bisa terjadi berulang.
Apa yang terjadi pada oknum guru biasa disebut sebagai perilaku child grooming sebagai bagian dari Tindakan sexual grooming yaitu strategi sistematis seseorang dalam membangun kepercayaan seorang, yang biasanya masih anak-anak atau remaja. Tindakan tersebut bertujuan untuk memanipulasi atau memaksa korban agar terlibat dalam aktivitas seksual dan membuat korban terjebak dalam keadaan eksploitatif. Pelaku grooming akan mencari celah dalam kerentanan anak secara bertahap yang meruntuhkan atau melanggar batasan mereka. Sambil membangun kendali dan melakukan pelecehan seksual, pelaku juga meyakinkan lingkungan sekitar bahwa anak atau remaja tersebut aman dalam pengawasannya.
Dalam KUHP lama yang terbilang sangat jadul sekali, dalam pasal 294 ayat (1) mengatur norma “Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan anaknya, tirinya, anak angkatnya, anak di bawah pengawasannya yang belum dewasa, atau dengan orang yang belum dewasa yang pemeliharaannya, pendidikan atau penjagaan dianya yang belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun” . Norma jadul ini tentu saja tidak mewajibkan ada unsur “Kekerasan” dan “Ketiadaan persetujuan”.
Hubungan Keadaan yang terjadi pada oknum guru dan murid telah gagal dimitigasi oleh satuan pendidikan dan terus terjadi secara berulang yang membuat korban merasa kesulitan sendiri untuk bisa lepas dari keadaan manipulatif yang melingkarinya bahkan lebih parah lagi, ketika kasus seperti ini muncul, sering kali korban justru mendapatkan tekanan, bukan dukungan. Kasus di Gorontalo ini memperlihatkan kepada kita betapa rentannya posisi anak-anak ketika berada di bawah asuhan orang yang seharusnya mereka percayai.
Kepercayaan besar yang diberikan kepada guru menjadikan mereka memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan siswa. Siswa menganggap guru sebagai panutan dan sering kali merasa takut atau tidak berdaya untuk melawan ketika mereka merasa tidak aman. Guru harus dibangun perspektif dan keberpihakannya kepada korban, tidak hanya dengan pengajaran soal mata pelajaran, tetapi juga soal batas-batas yang jelas dalam hubungan profesional dengan siswa. sehingga setiap guru memahami tanggung jawab moral dan hukum mereka.
Hingga tulisan ini dibuat, didapati informasi bahwa korban telah dikeluarkan dari sekolah karena dianggap mencemarkan nama baik sekolah. Hal tersebut sungguh memprihatinkan, padahal salah satu kegagalan sistem adalah pihak sekolah yang tidak melakukan fungsi pengawasan dengan baik terhadap guru dan siswanya apalagi peristiwa ini terjadi dua tahun lamanya. Kondisi tersebut semakin menegaskan bahwa dalam hal ini sekolah hanya mengacu kepada aturan tata tertib yang mereka buat bahwa siswa yang mencemarkan nama baik sekolah harus dikeluarkan. Padahal kejadian tersebut murni tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur yang membutuhkan perlindungan Hukum dan dukungan psikologis.
Satuan Pendidikan yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa, malah menjadi tempat terjadinya kekerasan seksual, secara tersembunyi. Kasus di Gorontalo ini seharusnya menjadi momentum bagi kita untuk menyoroti kelemahan dalam sistem perlindungan anak dan mendesak adanya perubahan yang signifikan dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di satuan Pendidikan.
Pendidikan Kesehatan reproduksi dan seksualitas (PKRS) bukan hanya tentang mengajarkan tentang anatomi atau reproduksi, tetapi juga tentang bagaimana melindungi diri mereka sendiri dari kekerasan seksual, mengenali tanda-tanda pelecehan, dan berani melaporkan kejadian kepada pihak yang berwenang. Kesadaran ini perlu ditanamkan sejak dini, baik di rumah maupun di sekolah, agar anak-anak memiliki kekuatan untuk melawan jika mereka menjadi korban. Mari dukung dan terus suarakan pemenuhan hak korban untuk mendapatkan penanganan, pelindungan dan pemulihan secara berkelanjutan untuk kehidupannya yang lebih baik dimasa depan.
Kamu seorang konten kreator? Kamu wajib banget nih buat pakai Mezink buat membantu kamu dalam mengelola apa aja yang kamu pakai buat menunjang kegiatan mu sebagai konten kreator. Kamu bisa menambahkan berbagai sosial media yang kamu punya mulai dari TikTok, Instagram, Facebook, Twitter, dan lainnya.
Untuk mengenal lebih jauh tentang Mezink yuk disimak artikel berikut.
Mezink adalah aplikasi yang dapat Anda unduh di smartphone Android dan iOS Anda.
Bayangkan membuka semua tautan Anda di ponsel atau ponsel cerdas Anda, menyalin URL-nya, menempelkannya di email atau messenger, dan menghapus gambar mini yang diambil – satu per satu!
Jika Anda seorang pencipta digital, latihan ini akan menghabiskan banyak waktu Anda.
Di sinilah Mezink muncul!
Jika Anda harus berbagi pekerjaan/portofolio Anda dengan klien atau Anda ingin terhubung dengan pengikut Anda di jejaring sosial dan saluran lain, Anda dapat menambahkan dan menyesuaikan halaman Mezink Anda dan membagikan URL kecil dan sederhananya. Orang yang memiliki tautan akan dapat menemukan semua informasi dan tautan yang Anda sediakan di satu laman landas.
'"Dunia pendidkan sedang darurat kekerasan seksual"
Aksi demonstrasi menentang kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.
Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, menyebut kasus ini sebagai cerminan bahwa “dunia pendidikan sedang darurat kekerasan seksual”.
Satriawan mengatakan “situasi darurat“ itu dikarenakan tindakan kekerasan seksual di satuan pendidikan terus berulang dengan tren yang meningkat, ditambah rendahnya sanksi terhadap pelaku sehingga tidak menimbulkan efek jera.
Untuk itu, katanya, pemerintah harus membuat rencana aksi nasional pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan. Hal pertama yang dilakukan, tambahnya, adalah dengan memberikan sanksi yang berat kepada pelaku.
Merujuk pada kasus yang terjadi di Gorontalo, pelaku harusnya dijerat dengan pasal berlapis, mulai dari UU KUHP, UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual, UU Perlindungan Anak, UU ASN, hingga UU Guru dan Dosen, menurut Satriwan.
“Ini hendaknya menjadi semacam alarm bahwa tindak kekerasan seksual ke anak, sanksinya berat, misalnya apakah dikebiri atau kemudian dipenjara seumur hidup,“ katanya dengan geram.
Baca juga: Kepala Sekolah dan Guru yang Terlibat Asusila terhadap Anak di Sumenep Dinonaktifkan
Kemudian, tambahnya, dalam rencana itu juga harus dilakukan penilaian kepada calon dan pengajar secara total, baik di sekolah hingga satuan pendidikan keagamaan, untuk mencegah calon pengajar memiliki orientasi seksual yang menyimpang terhadap anak.
Selain itu, perlu dibentuk sistem deteksi dini kekerasan seksual di lingkungan pendidikan sehingga ketika ada potensi terjadinya kekerasan dapat dicegah.
“Seperti di Gorontalo, kami menduga guru dan murid punya hubungan, masa sekolah tidak tahu? Lalu kalau tahu langkah apa yang diambil? Ini kan yang tidak ada sehingga dampaknya seperti ini,“ ujar Satriwan.
Senada, Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menyebut kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan yang terungkap ke publik seperti di Gorontalo dan wilayah lainnya seperti “fenomena gunung es”.
FSGI mencatat setidaknya terjadi 101 korban kekerasan seksual di satuan pendidikan dari Januari hingga Agustus 2024.
Kemudian dari Januari hingga Mei 2023, FSGI mendata ada 22 kasus kekerasan seksual dengan jumlah korban mencapai 202 anak di lingkungan pendidikan, dengan pelaku yaitu guru, pemimpin pondok pesantren, hingga guru.
Baca juga: Heboh Video Asusila di Kantor Disdik Jombang, Kadisdikbud Lapor Polisi
Apakah fitur ini berlaku untuk semua jenis pertandingan?
Ya, fitur ini berlaku untuk semua riwayat pertandingan, termasuk mode ranked, classic, dan brawl.
Keunggulan Fitur Hide ML
Dengan mengaktifkan fitur Hide ini, kamu bisa lebih nyaman bermain tanpa tekanan dari pemain lain. Hasil pertandinganmu akan tetap tersembunyi, dan kamu bisa lebih fokus menikmati permainan tanpa harus khawatir dilihat orang.